Firman Tuhan terambil dari 1 Tesalonika 5 ; 16 “
Bersukacitalah senantiasa,.!”. Banyak orang tidak menyadari bahwa, dari cara-cara
di dalam prilaku kehidupan yaitu baik sikap dan tingkah laku kita adalah
tingkah laku yang didapat dari mempelajarinya baik lingkunan dan keadaan.
Kebiasaan kita terbentuk melalui pengulangan selama
bertahun-tahun. Jika, kita lakukan yang salah dan bukannya yang benar, pola negatif
itu akan terus mencegah kita untuk menikmati
kehidupan berbahagia. Misalnya kebiasan dari orang tua kita, orang-orang
disekitar kita, pada saat kita bertumbuh.
Penelitian menunjukan bahwa, kalau orang tua bersikap negatif, maka akan menghasilkan anak-anak yang bersikap negatif juga. Atau orang tua yang kaku, atau patah semangat, ada kemungkinan bahwa, anaknya mengembangkan beberapa berpikir yang demikian juga.
Penelitian menunjukan bahwa, kalau orang tua bersikap negatif, maka akan menghasilkan anak-anak yang bersikap negatif juga. Atau orang tua yang kaku, atau patah semangat, ada kemungkinan bahwa, anaknya mengembangkan beberapa berpikir yang demikian juga.
Ini semua kebiasan-kebiasan yang telah berkembang, dan
kabar baiknya adalah bahwa, kita dapat memprogram ulang “Komputer” Anda
sendiri. Anda dapat mengilangkan mentalitas negatif dan mengembangkan sebuah
kebiasaaan untuk berbahagia.
Alkitab di atas mengatakan ; “Bersukacitalah
senantiasa.” Atau, dikatakan “Bersukacitalah di sepanjang waktumu.” Itu
berarti, tidak perduli apapun yang terjadi pada kita, kita dapat memiliki
senyum di wajah.Ketika, bangun setiap pagi dengan merasa bergairah tentang
hari itu. Bahkan, jika mengalami masa sulit sekalipun, kita perlu belajar untuk
tetap memiliki perspektif yang postif.
Kebahagian tidak tergantung pada keadaan Anda, itu
tergantung pada kemauan. Dia adalah pilihan yang dapat Anda buat. Contonya,
kita tidak dapat melihat orang yang sedang kesusahan dengan wajah yang penuh
dengan senyum atau terlepas dari delima yang sangat buruk yang sedang mereka hadapi,
bisa mereka tetap bersikap positif, semangat dan bergairah.
Semuanya tergantung pada cara melatih pikiran, misalnya ;"Seorang telah mengembangkan kebiasaan untuk tetap berbahagia."Dia memiliki pengharapan,
tetap percaya, yakin akan hal-hal yang baik akan datang. Sedang orang lain,
bisa saja melatih pikiran sebaliknya, dengan khawatir, frustasi dan terus
menerus mengeluh.
Milikilah sebuah kebiasaan untuk berbahagia dan belajar
untuk bersantai yang dinikmati, daripada menjadi frustasi.Percalah, kalau
Tuhanlah yang memegang kendali dan itu berarti bahwa, Anda tidak perlu merasa
tertekan dan khawatir.
Lagi pula, kita haruslah bersyukur atas apa yang dimiliki, daripada mengeluh tentang apa yang tidak anda miliki. Sebuah kebiasaan untuk berbahagia akhirnya disimpulkan sebagai sikap positif dari kehidupan. Bisa saja, keinginan kita tidak terpenuhi, bisa saja target tidak tercapai, bisa saja kalau belum dapat kerja atau jodoh. Ambilah keputusan bawa, saya akan menikmati setiap hari, entah rencana saya, berhasil atau tidak.
Lagi pula, kita haruslah bersyukur atas apa yang dimiliki, daripada mengeluh tentang apa yang tidak anda miliki. Sebuah kebiasaan untuk berbahagia akhirnya disimpulkan sebagai sikap positif dari kehidupan. Bisa saja, keinginan kita tidak terpenuhi, bisa saja target tidak tercapai, bisa saja kalau belum dapat kerja atau jodoh. Ambilah keputusan bawa, saya akan menikmati setiap hari, entah rencana saya, berhasil atau tidak.
Jika Anda, memiliki sikap seperti itu, ketika : jengkel,
sakit hati atau ganguan-ganguan kecil yang telah menindas, akan berhenti yang
telah menjadi sumber frustasi Anda. Janglah kehidupan ini dipenuhi dengan
ketegangan dan juga pahamilah kalau Anda, tidak dapat mengendalikan orang lain,
atau mengubah mereka. Hanya, Tuhanlah yang dapat melakukannya dan serahkan
kepadaNya untuk segala pergumulan dan beban berat hidup.
FirmanNya : Marilah kepadaku yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan.!"
FirmanNya : Marilah kepadaku yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan.!"